Ross Winton, mantan mahasiswa ilmu serangga di Montana State University sedang melakukan penelitian di sebelah tenggara Montana. Tiba-tiba ia terkejut menemkan serangga kecil, seekor kumbang berjalan walau tanpa kepala.
Winton langsung mengadakan penelitian lebih jauh. Ternyata kumbang tersebut punya keistimewaan, yakni bisa menyembunyikan kepala seperti kura-kura. Ladybug, atau kumbang koksi ini diperkirakan sebagai serangga paling langka di dunia.
Winton langsung mengadakan penelitian lebih jauh. Ternyata kumbang tersebut punya keistimewaan, yakni bisa menyembunyikan kepala seperti kura-kura. Ladybug, atau kumbang koksi ini diperkirakan sebagai serangga paling langka di dunia.
edmontonjournal.com
"Spesies kecil ini dikenali hanya dari dua ekor saja, satu pejantan dan satu betina. Karena hal ini, serangga tersebut memenuhi syarat untuk menjadi spesies paling langka di Amer ika Serikat (AS)," ujar seorang entomolog di Montana State University sekaligus mantan pembimbing Winton, Michael Ivie.
Saat ini yang menambah penasaran Winton adalah, menyelidiki biologi koksi. Apalagi hanya serangga jenis ini yang bisa menarik kepalanya ke dalam tubuh. Tapi mungkin harus menunggu hingga ditemukan koksi lain sebelum Winton memutuskan untuk mengambil pisau bedah guna mencari tahu anatomi si koksi.
"Spesies ini sangat tidak umum karena ukurannya yang kecil, habitat yang unik dan kelangkaannya. Namun fakta bahwa kumbang tersebut menyembunyikan kepala ke dalam leher membuat biologinya menjadi misteri," pungkas Winton.
Sumber: Live Science
Saat ini yang menambah penasaran Winton adalah, menyelidiki biologi koksi. Apalagi hanya serangga jenis ini yang bisa menarik kepalanya ke dalam tubuh. Tapi mungkin harus menunggu hingga ditemukan koksi lain sebelum Winton memutuskan untuk mengambil pisau bedah guna mencari tahu anatomi si koksi.
"Spesies ini sangat tidak umum karena ukurannya yang kecil, habitat yang unik dan kelangkaannya. Namun fakta bahwa kumbang tersebut menyembunyikan kepala ke dalam leher membuat biologinya menjadi misteri," pungkas Winton.
Sumber: Live Science