Dari kajian sejarah, nama Indonesia ditemukan oleh James Richardson Logan dan George Samuel Windson Earl. Earl mengusulkan nama Indonesia dalam tulisannya "Journal Of The Indian Archipelago and Eastern Asia" volume IV tahun 1850. Earl punya dua calon nama yaitu Indunesia atau Malayunesia. Dia sendiri memilih nama Malayunesia karena nama ini sangat tepat untuk ras Melayu, sementara cakupan Indinesia terlalu luas. Tapi Lodan punya pendapat berbeda. Ia lebih senang memakai nama Indunesia, sebab nama itu lebih sinonim untuk Indian Island atau Indian Archipalego. Dalam perjalanan huruf "U" diganti huruf "O", sehingga menjadi Indonesia.
Lalu bagaimana peran Adolf Bastian? Orang yang merawat dan mengenalkan nama Indonesia ke seluruh dunia? Sejarah berbicara bahwa Bastian dikenal Cuma merawat dan mempopulerkan saja. Bastian adalah seorang dokter dan sekaligus antropolog. Ia seorang guru besar etnologi di Universitas Berlin.
Pada zamannya, Sabastian adalah seorang ilmuan yang handal. Dikenal dan diakui oleh ilmuan lain. Dialah yang mengantarkan etnolog dan antropologi hingga diakui sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. Banyak harta peninggalan yang sempat dikumpulkan oleh Bastian yang dipergunakan untuk kajian antropologi. Namun yang paling popular adalah adalah dua buah buku, yaitu Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels yang terbit lima buku, dan buku Die Volkev des Ostl Asien.
Ia menggunakan nama tersebut pada tahun 1884 dalam karangan ilmiahnya yang berjudul Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels. Sejak itu nama Indonesia makin populer digunakan untuk menyebut wilayah yang juga disebut sebagai Hindia Belanda.
Kemudian seorang ahli Hukum Adat yang bernama C. van Vollenhoven selalu menggunakan nama Indonesier untuk menggantikan nama Inlander dalam karangannya yang berjudul Het Adatrecht van Nederlands-Indie.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiër (orang Indonesia).
Nama Indonesia tersebut berasal dari bahasa Yunani. Dari kata Indo dan Nesos. Indo berarti India atau Hindia, sedangkan Nesos berarti kepulauan. Dengan demikian arti nama Indonesia adalah Kepulauan Hindia atau India. Menurut Earl, alasan utamanya menggunakan kata Nesos adalah karena ia menduga kata Nusa yang sangat mirip dengan kata Nesos yang berarti juga pulau atau kepulauan dalam bahasa Melayu Austronesia, memiliki umur yang mungkin sama tuanya. Kata Nesos mirip dengan kata Nusa dan memiliki umur yang sama.
Pada zamannya, Sabastian adalah seorang ilmuan yang handal. Dikenal dan diakui oleh ilmuan lain. Dialah yang mengantarkan etnolog dan antropologi hingga diakui sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. Banyak harta peninggalan yang sempat dikumpulkan oleh Bastian yang dipergunakan untuk kajian antropologi. Namun yang paling popular adalah adalah dua buah buku, yaitu Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels yang terbit lima buku, dan buku Die Volkev des Ostl Asien.
Ia menggunakan nama tersebut pada tahun 1884 dalam karangan ilmiahnya yang berjudul Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels. Sejak itu nama Indonesia makin populer digunakan untuk menyebut wilayah yang juga disebut sebagai Hindia Belanda.
Kemudian seorang ahli Hukum Adat yang bernama C. van Vollenhoven selalu menggunakan nama Indonesier untuk menggantikan nama Inlander dalam karangannya yang berjudul Het Adatrecht van Nederlands-Indie.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiër (orang Indonesia).
Nama Indonesia tersebut berasal dari bahasa Yunani. Dari kata Indo dan Nesos. Indo berarti India atau Hindia, sedangkan Nesos berarti kepulauan. Dengan demikian arti nama Indonesia adalah Kepulauan Hindia atau India. Menurut Earl, alasan utamanya menggunakan kata Nesos adalah karena ia menduga kata Nusa yang sangat mirip dengan kata Nesos yang berarti juga pulau atau kepulauan dalam bahasa Melayu Austronesia, memiliki umur yang mungkin sama tuanya. Kata Nesos mirip dengan kata Nusa dan memiliki umur yang sama.