Menurut pandangannya, izin kepada istri pertama bukanlah merupakan syarat atau kewajiban. Hal itu dikatakan Solmed kepada detikHOT baru-baru ini.
"Izin kepada istri pertama itu bukan syarat dan bukan sebuah kewajiban. Artinya jika ada suami tanpa izin istri dia berpoligami, nikahnya sah selama syarat dan rukun nikah terpenuhi," jelas Solmed.
Syarat yang dimaksud Solmed adalah mengenai kemampuan lahir dan batin si pria untuk berpoligami. "Tapi alangkah baiknya dia memberi tahu, sifatnya bukan izin hanya memberi tahu," sahutnya.
Lantas bagaimana dengan istri yang tak setuju suaminya berpoligami? "Ya nggak apa-apa, itu masih bisa sah. Selama syarat dan rukun nikah terpenuhi," nilainya.
Sementara itu, Solmed menegaskan larangan bagi kaum wanita yang memiliki suami lebih dari satu. Solmed menekankan, poliandri dalam Islam tidak diperbolehkan.
"Itu haram hukumnya. Karena menyangkut keturunan. Kalau wanitanya satu, yang membuahi empat. Itu jadinya anak siapa?," tuntasnya.
Poligami Seleb
Ketika Ustad Solmed Bicara Poligami
Ustad yang juga terkenal mengisi acara tausiah di televisi, ustad Solmed pun memberi pandangannya mengenai hukum poligami.
"Kalau poligami itu hukumnya mubah. Itu boleh dikerjakan oleh orang yang mau dan mampu. Kalau nggak mampu dia bisa dosa, karena pasti ada yang dizalimi," urainya kepada detikHOT baru-baru ini.
Pria bernama asli Sholeh Mahmoud itu melanjutkan, ada syarat-syarat tertentu bagi yang mau melakukan poligami. Selain mampu, bisa adil dalam segala hal merupakan syarat mutlak.
"Yang pertama dia harus meyakinkan dirinya kalau dia mampu. Mampu mendidik istri-istri dan anak, mampu membagi waktu, mampu membagikan harta sesuai kebutuhan masing-masing. Kalau dia mampu jalanin, tapi kalau nggak mampu itu malah dosa," rinci Solmed.
"Jadi bukan perkara bicara enak berpoligami itu. Ada ketentuan dan aturan yang dijaga," sahutnya lagi melanjutkan.
Solmed juga menambahkan, dalam Islam, seseorang maksimal hanya boleh memiliki empat istri. "Berdasarkan kesepakatan, itu maksimal empat. Kalau lebih ya harus di ceraikan," jabarnya.
(kmb/kmb)
