Dua tahun lalu Wahyu dan Dyna masih belum bisa membayangkan apakah mereka bisa menjadi pilot. Tapi keraguan itu mereka tepis dengan mencoba mendaftar ke sekolah pilot swasta Nusa Flying International (NFI). Wahyu yang sebelumnya telah menjadi pramugara di salah satu maskapai nasional merasa tak puas dengan kariernya. Bosan hanya bekerja di kabin, ia pun meninggikan cita-citanya untuk menjadi kru kokpit atau pilot. Demikian Dyna, perempuan muda yang sempat mengenyam kuliah ini tertarik juga jadi pilot. Lalu ia mencobanya. Pernah mendaftar di salah satu sekolah pilot, namun tidak lulus terkait kuota. Ia pun mencoba lagi di sekolah lain dan berhasil. Keduanya bulan Juli lalu diwisuda. Keduanya kini mengantongi ijazah yang bisa mengantarkan mereka bekerja di maskapai penerbangan sebagaimana mereka impikan.
kurikulum yang harus dilalui hingga mengantongi ijazah CPL-IR (Commercial Pilot License- Instrument Rating). Namun kendala bisa muncul karena banyak faktor. Salah satunya pencapaian jam terbang akibat cuaca buruk, kurangnya instruktur, atau kendala teknis lainnya. Maklumlah, booming sekolah pilot di Indonesia saat ini juga berdampak pada kurangnya tenaga pendidik secara serentak. Instruktur bisa diambil dari pilot aktif di maskapai, namun karena beban jadwal tugas pilot di maskapai juga tinggi sehingga tidak setiap waktu seorang pilot aktif bisa menyediakan waktunya untuk mengajar terbang.
sumber | iniunic.blogspot.com | http://www.kaskus.co.id/thread/51d66f5bbbf87b0e22000007/sekolah-singkat-dengan-gaji-memikat--pilot/